RANDY DAN RENDY
Karya : Nuruk Khikmah
Seperti biasa setiap jam makan siang, kantor Pak Dermawan
sepi karena semua karyawannya sedan makan siang, begitu juga dengan Pak
Dermawan tetapi, tidak berlaku bagi Pak Joned. Ia diam-diam menuju ruang kantor
Pak Dermawan. Pak Joned adalah wakil direktur di perusahaan pak Dermawan yang
sangat menginginkan perusahaan Pak Dermawan yang tersebut sebagai perusahaannya
kelak. Pak Joned melakukan itu karena ia merasa iri hati kepada keberhasilan
Pak Dermawan yang selama ini berhasil membangun perusahaan dengan besar dan maju serta berhasil menyiangi
perusahaannya tersebut. Setelah ia tahu perusahaan itu berjalan dengan bantuan
dari pihak Yayasan dan Bank ia sesegera menyusun suatu rencana. Dengan
diam-diam Pak Joned memasuki ruangan Pak Dermawan dan mengambil dokumen penting
perusahaan guan mencari keuntungan lewat kelemahan perusahaan tersebut.
“Bagaimana supaya kita tidak ketahuan Pak Dermawan
bahwa pengeluaran perusahaanya menjadi besar?” Ujar Pak Joned.
“Gampang tinggal kita serahin data palsu pengeluaran
perusahaan itu dan kita ganti bendaharanya dengan orang kita biar jalan dengan
mulus!” katanya.
“Oke, saya setuju!” jawab Pak Joned sambil meringis
kuda dan mata rakusnya.
Di perusahaan, Pak Dermawan mencoba membuat dokumen
terbaru. Pak Joned kembali ke kantor dan berpapasan dengan Pak Dermawan.
“Selamat siang, Pak”
“Selamat siang, ada apa ya Pak?” tanya Pak Dermawan
heran dengan kedatangan ketua Yayasan.
“Saya ingin mengecek keuangan perusahaan mu ini” tanya
Ketua Yayasan sambil duduk di sebuah sofa”.
“Baik, pak saya akan menyajikan data tersebut untuk
bapak, tunggu sebentar ya, Pak!” Jawab Pak Dermawan.
“Pak Joned tolong serahkan data pengeluaran perusahaan
kita ini!” perintah pak Dermawan pada Pak Joned.
“Ini pak laporan keuangan perusahaan ini! Jawab pak
Joned sembari menyerahkan dokumen tersebut.
“Pak Dermawan bisa jelaskan ini?”
“Jelaskan pengeluaran yang tak jelas seperti ini bisa
kami rugi”.
“Tapi pak keuangan perusahaan normal-normal saja pak,
tadi pengeluaran yang tidak terkontrol.”
“Tapi ini, saya akan hentikan kerjasama kita. Saya dan
pihak bank minta ganti rugi dari bapak, terima kasih”. Kata ketua Yayasan
sembari keluar dari ruangan.
Pak Dermawan sangat kecewa kepada sifat Yayasan dan
juga Pak Joned. Kemudian ia menyuruh Pak Joned dan bendahara perusahaan untuk
keruangannya.
“Ada
apa ya, pak?” tanya Pak Joned tenang dengan senyuman manis setiap pertanyaan
itu.
“Mana bendahara kita pak Jonde?” tanya Pak Dermawan.
“Ini pak bendahara kita, tapi sebelumnya maaf saya
mengganti bendahara karena bendahara sebelumnya telah mengundurkan diri dari
perusahaan” Jawab pak Joned.
“Kenapa tidak bilang dulu pada saya, saya ini atasan
kamu hormati dong!”
“Maaf pak tidak sempat bilang sama bapak karena bapak
sibuk sekali! Alasan pak Joned.
“Yaudah kamu jelaskan tentang keluaran perusahaan kita
ini, masa tak terkontrol begini,” Tanya pak Dermawan.
“Saya menulisnya benar pak, berdasarkan perintah dari
Bapak sendiri!”
“Ah, gawat kita bisa bangkrut dan kita bisa hancur
bisanya uang perusahaan tak jelas seperti ini!” tanya pak Dermawan.
“Iya, Pak. Tapi saya sudah mengeceknya pak, dan data
yang ditulis Pak Arif ini benar, Pak” Jawab Pak Joned.
“Ya udah, kalian berdua boleh keluar dari ruangan saya
ini!” kata pak Dermawan kesal atas kelakuan 2 karyawan tersebut.
Mereka berdua keluar dari ruangan pak Dermawan sambil
tersenyum bangga. Hal ini memuat Mba Lina sekretaris Pak Joned menjadi heran
atas sikap kedua orang tadi.
“Kenapa pak Joned dan Pak Arif tertawa
sendiri-sendiri? Heran Lina sembari ngintip dari tembok.
“Akhirnya pak, kita bisa menghancurkan perusahaan ini juga!”
kata Pak Arif dengan senyum bangga.
“Iya betul. Tapi langkah selanjutnya apa?” tanya Pak
Joned sambil berpikir insting.
“Ini tinggal urusan
bapak, bapak harus merayu ketua Yayasan dan Bank tersebut supaya kerja
sama dengan perusahaan kita. Sehingga, kita dapat menduduki perusahaan ini dan
bapak sebentar lagi akan menjadi direktur Pak! Jawab pak Arif.
“Benar itu?” akhirnya ku bisa jadi Direktur juga di
perusahaan milik Pak Dermawan yang selama ini aku mengiri karena di selalu
berhasil maju sejak ia duduk di bangku SMP mengalahkan diriku! Pikir pak Joned.
“Ha. . . ha . . . ha . . .” Pak Joned dan Pak Arif pun
terbahak-bahak atas keberhasilannya itu menghancurkan perusahaan milik pak
Dermawan.
“Oh, begitu, jadi yang nglakuin semua ini adalah pak
Joned dan pak Arif, Bisik lina pelan dan jelas..
Sore hari setelah jam kerja selesai, Mba lina ingin
memberi tahukan Pak Dermawan, tapi pak Joned selalu ada di samping Pak
Dermawan. Kemudian dia urungkan niatnya itu.
Pagi benar, pak Dermawan telah datang seorang tamu
yang sebenarnya petugas Bank dan Yayasan serta 2 orang polisi untuk menangkap
Pak Dermawan.
“Maaf, permisi kami dari pihak bank dan yayasan ingin
mengambil rumah dan perusahaan bapak serta ingin menangkap bapak terkait dengan
pelunasan uang kami.
“Baik, pak silahkan” jawab Pak Dermawan dengan sikap
tenang dan berani.
“Ayo borgol dia’. Sahut petugas bak dengan perasaan
sedikit kecewa kepada Pak Dermawan.
“Baik Pak”
“Pak, kenapa papah saya ditangkap? Apa salah papah
saya? Tanya Rendy sembari menangis.
“Sebentar, pak saya ingin berbicara sebentar pada
kedua anak saya ini” mohon pak Dermawan.
“Ya”
“Rendy, Randy Papah tidak apa-apa kok , coba kamu tanya
Mba Lina, in alamat rumahnya bila kalian ingin tahu kenapa papah ditangkap”.
“Baik, Pak”
Pak Dermawan pun telah diangkut polisi dan kedua
anaknya bergegas untuk pergi ke rumah Mba Lina selaku rekan kerjanya. Di depan
rumahnya ia melihat pak Joned teman papanya di kantor. Rendy dan Randy pun
heran atas sikap pak Joned itu. Mereka tidak hiraukan, mereka langsung pergi ke
rumah Lina.
Setelah sampai di rumah Mba Lina, ia
kemudian bertemu mba Lina dan Mba Lina segera menceritakan kejadian yang
dialami pak Darmawan kepada Rendy dan Randy. Ternyata Pak Jonedlah yang
melakukan ini semua, pantas tadi Rendy dan randy melihat pak Joned di depan
rumahnya sambil tersenyum.
“Terus bagaimana kita bisa buktikan bahwa pak Joned
itu bersalah dan papah bisa keluar dari penjara? Tanya Randy.
“Mending kita jenguk papah kalian dipenjara supaya
kita bisa tahu rencana apa yang kita lakukan?” ujar mba Lina.
“Ya Ayo kak kita berangkat!” perintah Rendy dan Randy
penuh dengan semangat.
Kemudian mereka pergi ke penjara bersama-sama untuk
menemui ayahnya. Setibanya di penjara mereka melihat pak Joned dan Pak Arif ada
di sana. Mereka
langsung menghampiri Pak Joned dan Pak Arif. Dengan penuh kesombongan pak Joned
dan Pak Arif keluar dari Kantor Polisi meninggalkan mereka berempat.
“Pah untuk apa pak Joned dan pak Arif menemui papah
dipenjara?” tanya Randy.
“Eh, kalian, oh itu mereka ingin papah turun dari
jabatan papah sebagai direktur dan papah pun terpaksa tanda tangan untuk mereka
karena papah di paksa. Oh ya ngomong-ngomong kalian datang ke sini?”
“Untuk ini pah” kemudian Rendy berbisik kepada papanya
dan sangat lama dan jelas.
“Oh ya, papah punya ide!” untuk menjabat Pak Joned
teriak Pak Dermawan sembari berbisik-bisik kepada Rendy, Randy dan mba Lina.
Setelah berunding cukup lama mereka pun pulang. Rendy
dan Randy terpaksa tinggal di rumah Mba Lina rekan kerja ayahnya.
Keesokan harinya Randu dan Rendy pergi melaksanakan
tugas mereka. Pertama mereka harus pergi ke rumah Pak Joned teman ayah mereka.
Dengan pakaian ala detektif dengan topi, kacamata dan jaket serta sebuah
camera.
Jam 2 tepat Randy dan Rendy pergi ke rumah Pak Joned.
Di sana pak
Joned dan rombongannya mulai berangkat ke Bank dengan mobil hitamnya. Sesegera
Randy dan Rendy membututinya dengan mengendarai mobilnya. Setelah sampai di
Bank Pak Joned mulai mengambil uang.
Sesegera Randy meletakkan alat perekam suara di jok kursi mobil mereka dan
kembali ke mobilnya uang pun telah diambil pak Joned dan Rombongannya itu.
Mereka bergerak menuju mobil mereka. Dalam mobil mereka berbincang-bincang
sampai-sampai mereka tidak sadar kalau ada alat perekam di bawah job mobilnya.
Merekapun pulang ke rumah Pak joned dengan dibuntuti Randy dan Rendy. Setelah
sampai di rumah pak Joned, sesegera Randy mengambil alat perekamnya di
dengarkan rekaman tersebut olehnya bersama dengan Rendy.
Bukti semakin kuat kalau pak Joned memang bersalah.
Sesegera mungkin Randy dan Rendy memberi tahun kepada mba Lina.
“Mba Lina, kami menemukan bukti baru kesalahan pak
Joned dan rombongannya,” seru Rendy sambil berlari ke arah Mba Lina.
“Apa itu Rendy?” tanya mba Lina.
“Ini dia, tinggal kita jaukan ke kantor polisi, mba
sebagai bukti yang akurat” ujar Rendra cepat.
“Bagus ayo kita ke kantor polisi dan bebaskan ayah
kalian dari penjara? Ajak mba Lina semangat.
“Ayo!” semangat Rendy dan Randy.
Mereka pun berangkat ke kantor polisi dan sesegera
menunjukkan bukti-bukti yang telah mereka dapatkan selama ini. Akhirnya pak
Dermawan dibebaskan juga oleh Pak polisi. Dan sesegera menangkap Pak Joned dan
rekan-rekannya.
“Ya, papahku bebas juga dan lihat ini mba lina! Papah
Rendy tambah gantengnya semenjak ada di penjara.
“Ya, iyalah papah bukan dasarnya sudah cakep? Balas
pak Dermawan.
Akhirnya kebahagiaan pun mereka dapatkan berkat Randy
dan Rendy