Turotial - Tips & Trick - Musik

Tuesday 18 July 2017

Cerpen Randy dan Rendy

18:57 Posted by Semangat Belajar No comments

RANDY DAN RENDY 
Karya :  Nuruk Khikmah

Seperti biasa setiap jam makan siang, kantor Pak Dermawan sepi karena semua karyawannya sedan makan siang, begitu juga dengan Pak Dermawan tetapi, tidak berlaku bagi Pak Joned. Ia diam-diam menuju ruang kantor Pak Dermawan. Pak Joned adalah wakil direktur di perusahaan pak Dermawan yang sangat menginginkan perusahaan Pak Dermawan yang tersebut sebagai perusahaannya kelak. Pak Joned melakukan itu karena ia merasa iri hati kepada keberhasilan Pak Dermawan yang selama ini berhasil membangun perusahaan dengan  besar dan maju serta berhasil menyiangi perusahaannya tersebut. Setelah ia tahu perusahaan itu berjalan dengan bantuan dari pihak Yayasan dan Bank ia sesegera menyusun suatu rencana. Dengan diam-diam Pak Joned memasuki ruangan Pak Dermawan dan mengambil dokumen penting perusahaan guan mencari keuntungan lewat kelemahan perusahaan tersebut.
“Bagaimana supaya kita tidak ketahuan Pak Dermawan bahwa pengeluaran perusahaanya menjadi besar?” Ujar Pak Joned.
“Gampang tinggal kita serahin data palsu pengeluaran perusahaan itu dan kita ganti bendaharanya dengan orang kita biar jalan dengan mulus!” katanya.
“Oke, saya setuju!” jawab Pak Joned sambil meringis kuda dan mata rakusnya.
Di perusahaan, Pak Dermawan mencoba membuat dokumen terbaru. Pak Joned kembali ke kantor dan berpapasan dengan Pak Dermawan.
“Selamat siang, Pak”
“Selamat siang, ada apa ya Pak?” tanya Pak Dermawan heran dengan kedatangan ketua Yayasan.
“Saya ingin mengecek keuangan perusahaan mu ini” tanya Ketua Yayasan sambil duduk di sebuah sofa”.
“Baik, pak saya akan menyajikan data tersebut untuk bapak, tunggu sebentar ya, Pak!” Jawab Pak Dermawan.
“Pak Joned tolong serahkan data pengeluaran perusahaan kita ini!” perintah pak Dermawan pada Pak Joned.
“Ini pak laporan keuangan perusahaan ini! Jawab pak Joned sembari menyerahkan dokumen tersebut.
“Pak Dermawan bisa jelaskan ini?”
“Jelaskan pengeluaran yang tak jelas seperti ini bisa kami rugi”.
“Tapi pak keuangan perusahaan normal-normal saja pak, tadi pengeluaran yang tidak terkontrol.”
“Tapi ini, saya akan hentikan kerjasama kita. Saya dan pihak bank minta ganti rugi dari bapak, terima kasih”. Kata ketua Yayasan sembari keluar dari ruangan.
Pak Dermawan sangat kecewa kepada sifat Yayasan dan juga Pak Joned. Kemudian ia menyuruh Pak Joned dan bendahara perusahaan untuk keruangannya.
Ada apa ya, pak?” tanya Pak Joned tenang dengan senyuman manis setiap pertanyaan itu.
“Mana bendahara kita pak Jonde?” tanya Pak Dermawan.
“Ini pak bendahara kita, tapi sebelumnya maaf saya mengganti bendahara karena bendahara sebelumnya telah mengundurkan diri dari perusahaan” Jawab pak Joned.
“Kenapa tidak bilang dulu pada saya, saya ini atasan kamu hormati dong!”
“Maaf pak tidak sempat bilang sama bapak karena bapak sibuk sekali! Alasan pak Joned.
“Yaudah kamu jelaskan tentang keluaran perusahaan kita ini, masa tak terkontrol begini,” Tanya pak Dermawan.
“Saya menulisnya benar pak, berdasarkan perintah dari Bapak sendiri!”
“Ah, gawat kita bisa bangkrut dan kita bisa hancur bisanya uang perusahaan tak jelas seperti ini!” tanya pak Dermawan.
“Iya, Pak. Tapi saya sudah mengeceknya pak, dan data yang ditulis Pak Arif ini benar, Pak” Jawab Pak Joned.
“Ya udah, kalian berdua boleh keluar dari ruangan saya ini!” kata pak Dermawan kesal atas kelakuan 2 karyawan tersebut.
Mereka berdua keluar dari ruangan pak Dermawan sambil tersenyum bangga. Hal ini memuat Mba Lina sekretaris Pak Joned menjadi heran atas sikap kedua orang tadi.
“Kenapa pak Joned dan Pak Arif tertawa sendiri-sendiri? Heran Lina sembari ngintip dari tembok.
“Akhirnya pak, kita bisa menghancurkan perusahaan ini juga!” kata Pak Arif dengan senyum bangga.
“Iya betul. Tapi langkah selanjutnya apa?” tanya Pak Joned sambil berpikir insting.
“Ini tinggal urusan  bapak, bapak harus merayu ketua Yayasan dan Bank tersebut supaya kerja sama dengan perusahaan kita. Sehingga, kita dapat menduduki perusahaan ini dan bapak sebentar lagi akan menjadi direktur Pak! Jawab pak Arif.
“Benar itu?” akhirnya ku bisa jadi Direktur juga di perusahaan milik Pak Dermawan yang selama ini aku mengiri karena di selalu berhasil maju sejak ia duduk di bangku SMP mengalahkan diriku! Pikir pak Joned.
“Ha. . . ha . . . ha . . .” Pak Joned dan Pak Arif pun terbahak-bahak atas keberhasilannya itu menghancurkan perusahaan milik pak Dermawan.
“Oh, begitu, jadi yang nglakuin semua ini adalah pak Joned dan pak Arif, Bisik lina pelan dan jelas..
Sore hari setelah jam kerja selesai, Mba lina ingin memberi tahukan Pak Dermawan, tapi pak Joned selalu ada di samping Pak Dermawan. Kemudian dia urungkan niatnya itu.
Pagi benar, pak Dermawan telah datang seorang tamu yang sebenarnya petugas Bank dan Yayasan serta 2 orang polisi untuk menangkap Pak Dermawan.
“Maaf, permisi kami dari pihak bank dan yayasan ingin mengambil rumah dan perusahaan bapak serta ingin menangkap bapak terkait dengan pelunasan uang kami.
“Baik, pak silahkan” jawab Pak Dermawan dengan sikap tenang dan berani.
“Ayo borgol dia’. Sahut petugas bak dengan perasaan sedikit kecewa kepada Pak Dermawan.
“Baik Pak”
“Pak, kenapa papah saya ditangkap? Apa salah papah saya? Tanya Rendy sembari menangis.
“Sebentar, pak saya ingin berbicara sebentar pada kedua anak saya ini” mohon pak Dermawan.
“Ya”
“Rendy, Randy Papah tidak apa-apa kok , coba kamu tanya Mba Lina, in alamat rumahnya bila kalian ingin tahu kenapa papah ditangkap”.
“Baik, Pak”
Pak Dermawan pun telah diangkut polisi dan kedua anaknya bergegas untuk pergi ke rumah Mba Lina selaku rekan kerjanya. Di depan rumahnya ia melihat pak Joned teman papanya di kantor. Rendy dan Randy pun heran atas sikap pak Joned itu. Mereka tidak hiraukan, mereka langsung pergi ke rumah Lina.
Setelah sampai di rumah Mba Lina, ia kemudian bertemu mba Lina dan Mba Lina segera menceritakan kejadian yang dialami pak Darmawan kepada Rendy dan Randy. Ternyata Pak Jonedlah yang melakukan ini semua, pantas tadi Rendy dan randy melihat pak Joned di depan rumahnya sambil tersenyum.
“Terus bagaimana kita bisa buktikan bahwa pak Joned itu bersalah dan papah bisa keluar dari penjara? Tanya Randy.
“Mending kita jenguk papah kalian dipenjara supaya kita bisa tahu rencana apa yang kita lakukan?” ujar mba Lina.
“Ya Ayo kak kita berangkat!” perintah Rendy dan Randy penuh dengan semangat.
Kemudian mereka pergi ke penjara bersama-sama untuk menemui ayahnya. Setibanya di penjara mereka melihat pak Joned dan Pak Arif ada di sana. Mereka langsung menghampiri Pak Joned dan Pak Arif. Dengan penuh kesombongan pak Joned dan Pak Arif keluar dari Kantor Polisi meninggalkan mereka  berempat.
“Pah untuk apa pak Joned dan pak Arif menemui papah dipenjara?” tanya Randy.
“Eh, kalian, oh itu mereka ingin papah turun dari jabatan papah sebagai direktur dan papah pun terpaksa tanda tangan untuk mereka karena papah di paksa. Oh ya ngomong-ngomong kalian datang ke sini?”
“Untuk ini pah” kemudian Rendy berbisik kepada papanya dan sangat lama dan jelas.
“Oh ya, papah punya ide!” untuk menjabat Pak Joned teriak Pak Dermawan sembari berbisik-bisik kepada Rendy, Randy dan mba Lina.
Setelah berunding cukup lama mereka pun pulang. Rendy dan Randy terpaksa tinggal di rumah Mba Lina rekan kerja ayahnya.
Keesokan harinya Randu dan Rendy pergi melaksanakan tugas mereka. Pertama mereka harus pergi ke rumah Pak Joned teman ayah mereka. Dengan pakaian ala detektif dengan topi, kacamata dan jaket serta sebuah camera.
Jam 2 tepat Randy dan Rendy pergi ke rumah Pak Joned. Di sana pak Joned dan rombongannya mulai berangkat ke Bank dengan mobil hitamnya. Sesegera Randy dan Rendy membututinya dengan mengendarai mobilnya. Setelah sampai di Bank Pak Joned mulai  mengambil uang. Sesegera Randy meletakkan alat perekam suara di jok kursi mobil mereka dan kembali ke mobilnya uang pun telah diambil pak Joned dan Rombongannya itu. Mereka bergerak menuju mobil mereka. Dalam mobil mereka berbincang-bincang sampai-sampai mereka tidak sadar kalau ada alat perekam di bawah job mobilnya. Merekapun pulang ke rumah Pak joned dengan dibuntuti Randy dan Rendy. Setelah sampai di rumah pak Joned, sesegera Randy mengambil alat perekamnya di dengarkan rekaman tersebut olehnya bersama dengan Rendy.
Bukti semakin kuat kalau pak Joned memang bersalah. Sesegera mungkin Randy dan Rendy memberi tahun kepada mba Lina.
“Mba Lina, kami menemukan bukti baru kesalahan pak Joned dan rombongannya,” seru Rendy sambil berlari ke arah Mba Lina.
“Apa itu Rendy?” tanya mba Lina.
“Ini dia, tinggal kita jaukan ke kantor polisi, mba sebagai bukti yang akurat” ujar Rendra cepat.
“Bagus ayo kita ke kantor polisi dan bebaskan ayah kalian dari penjara? Ajak mba Lina semangat.
“Ayo!” semangat Rendy dan Randy.
Mereka pun berangkat ke kantor polisi dan sesegera menunjukkan bukti-bukti yang telah mereka dapatkan selama ini. Akhirnya pak Dermawan dibebaskan juga oleh Pak polisi. Dan sesegera menangkap Pak Joned dan rekan-rekannya.
“Ya, papahku bebas juga dan lihat ini mba lina! Papah Rendy tambah gantengnya semenjak ada di penjara.
“Ya, iyalah papah bukan dasarnya sudah cakep? Balas pak Dermawan.
Akhirnya kebahagiaan pun mereka dapatkan berkat Randy dan Rendy  


0 comments: